Website Resmi Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun

Email dinaspertanianperikananmdn25@gmail.com
Kontak (0351) 462953
Lokasi Jalan Dr. Soetomo 25 Madiun
  • Home
  • /
  • Review Pelaksanaan Kegiatan IPDMIP dalam Pertemuan Bulanan di Kabupaten Madiun

Review Pelaksanaan Kegiatan IPDMIP dalam Pertemuan Bulanan di Kabupaten Madiun

Salah satu kegiatan dalam rencana kerja tahunan Program Integrated Participatory Development and Manajemen of Irrigation Project (IPDMIP) adalah melaksanakan pertemuan bulanan untuk me-review pelaksanaan kegiatan bulan sebelumnya, Pertemuan review bulanan kegiatan IPDMIP ini yang dihadiri Dinas pertanian dan Perikanan Kab. Madiun, Bappeda Kab. Madiun, Koordinator Penyuluh Kecamatan Kab. Madiun, PPL Wilayah Binaan, Staf Lapang IPDMIP, K/TPM Kab. Madiun, Korkab IPDMIP Kab. Madiun dan Konsultan On Granting, serta Ketua Gapoktan. Pada pertemuan bulanan ini dalam sambutannya Parna selaku DPIU IPDMIP Kab. Madiun menyampaikan bahwa “dalam situasi pandemik saat ini sektor pertanianlah yang menjadi ujung tombak peningkatan ekonomi, selain itu juga untuk mendukunya ketahanan pangan di tingkat kabupaten”. “Kepada semua pelaku program IPDMID diharapkan agar menjadikan pertemuan bulanan ini untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya, permasalahan atau kekurangan pada pelaksanaan kegiatan sebelumnya harus menjadi catatan penting serta memecahkan semua permasalahan bersama sama agar kegiatan IPDMIP berjalan lebih baik dan efektif,” tegas Parna.

Sesi selanjutnya, penyampaian materi oleh koordinator penyuluh kab. Madiun, terkait Sekolah Lapang (SL) dimana Sekolah Lapang bukan sekedar “belajar dari pengalaman”, melainkan suatu proses sehingga peserta didik yang kesemuanya adalah orang dewasa, dapat menguasai suatu proses “penemuan ilmu” yang dinamis dan dapat diterapkan dalam manajemen lahan pertaniannya maupun dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penting, karena jaman ini sarat dengan unsur perubahan. Diharapkan agar proses Sekolah Lapangan dapat menyiapkan petani tangguh yang mampu menghadapi dinamika sekarang dan tantangan masa depan.

Kegiatan IPDMIP di kab. Madiun ini dilaksanakan di Daerah Irigasi (DI) Ketupu, Kawung, Sedah, Craken dan Sareng yang melingkupi 15 desa di wilayah DI tersebut. “Kelembagaan/organisasi kelompok tani harus selalu aktif sebagai wadah untuk komunikasi antar petani, dengan melakukan pertemuan-pertemuan rutin seperti yang dilaksanakan saat ini untuk mereview, dan membahas permasalahan serta berdiskusi untuk mencari pemecahan masalah bersama-sama” tegas Parna.

Seperti diketahui bersama, bahwa kegiatan IPDMIP di tahun 2020 ini sempat menemui kendala akibat musim kemarau panjang di tahun 2019, sehingga membuat jadwal pelaksanaan SL tahap I, hal ini menjadi catatan dan bahan untuk evaluasi pelaksanaan SL selanjutnya. Sektor pertanian adalah sektor yang tidak begitu terdampak pandemi seperti sektor lain, tetapi dalam usahatani tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19 yang berlaku. Pemerintah dalam hal ini kementerian pertanian menegaskan agar pertanian tidak berhenti di masa pandemi ini, karena hasil produksi pertanian dituntut untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat indonesia.

Menyambung sesi sebelumnya, Dedy yang mewakili Bappeda Kab. Madiun menyampaikan bahwa, “proyek IPDMIP ini adalah proyek yang terintergrasi dengan Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang serta BPPKAD selaku Bendahara Umum Daerah”. “Program IPDMIP mengintegrasikan irigasi dan lembaga petani dengan tiga hal pokok, yaitu irigasi, peningkatan produksi hasil pertanian dan peningkatan pendapatan petani. Disini peran PPL sangatlah penting untuk berbagi informasi dan inovasi dibidang pertanian dan tujuan dari program ini dapat terwujud dan stimulus yang diberikan pemerintah tidak sia-sia” tambah Dedy Bappeda Kab. Madiun.

Pada Sesi akhir, terkait pelaksanaan dan kendala yang di hadapi dilapangan, beberapa Gapoktan menyampaikan apresiasinya dengan adanya kegiatan SL program IPDMIP ini. Dengan adanya SL ini, dirasakan petani memberikan manfaat karena memberikan informasi dan inovasi-inovasi di bidang pertanian. Ilmu-ilmu yang didapat di sekolah lapang seperti Jajar Legowo, pembuatan agen hayati dan pengendalian hama menggunakan pestisida hayati telah dipraktikan di beberapa lahan petani yang mengikuti SL. Kendala yang dihadapi petani, rata-rata hampir sama yaitu hama tikus dan hama wereng. Dengan inovasi penggunaan pestisida hayati selain sederhana, biaya murah dan juga mendukung upaya pemerintah dalam pencemaran lingkungan dengan menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Secara umum dalam kegiatan review bulanan ini, (1) Upaya pengendalian hama wereng menggunakan pestisida baik kimia maupun nabati tembakau, (2) Pengendalian hama tikus masih sulit dikendalikan (3) Inovasi untuk mengurangi biaya produksi dan meningkakan pendapatan petani Semoga pelaksanaan program IPDMIP Kab. Madiun dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan tentunya diharapkan dapat memberikan kontribusi dan penopang untuk mencapai sasaran swasembada beras sesuai dengan program Nawacita Pemerintah Indonesia.